selamat datang di blog GPdI Klaten | Ibadah Paskah - Jumat, 29-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Kebangkitan - Minggu, 31-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Raya 1 - Minggu jam 07:00 | Ibadah Raya 2 - Minggu jam 18:00 | Ibadah Sekolah Minggu jam 7:30 | Ibadah Penyembahan & Doa Puasa - Kamis jam 18:00

Senin, 14 Desember 2015

MENJADI SEORANG IBU

Apa kata Alkitab menjadi seorang ibu?

Menjadi seorang ibu merupakan peranan penting yang Allah percayakan kepada banyak perempuan.

Titus 2:4-5 menyatakan, "dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang." Para ibu diminta untuk mencintai anak-anak mereka.
  • Terlibat dalam hidup anak-anaknya - beriteraksi, berdiskusi, memikirkan dan memproses kehidupan bersama-sama suaminya. (Efesus 6:1-4)
  • Mengajar - kebenaran Alkitab, pandangan dunia yang Alkitabiah. (Mazmur 78:5-6; Ulangan 4:10; Efesus 6:4)
  • Mendidik - menolong anak mengembangkan ketrampilan dan menemukan kekuatanya. (Amsal 22:6)
  • Mendisiplinkan - mengajari anak-anaknya takut akan Tuhan, menentukan batas secara konsisten, penuh kasih dan ketegasan. (Efesus 6:4; Ibrani 12:5-11; Amsal 13:24, 19:18, 22:15, 23:13-14, 29:15-17)
  • Membesarkan - menyediakan lingkungan dimana anak bisa merasakan adanya dukungan secara lisan yang konstan, ruang untuk diperbolehkan gagal, adanya penerimaan, kemesraan, kasih yang tanpa syarat. (Titus 2:4; 2 Timotius 1:7; Efesus 4:29-32, 5:1-2; Galatia 5:22; 1 Petrus 3:8-9)
  • Memberi teladan dengan integritas - hidup sesuai dengan apa yang diajarkan, menjadi teladan yang dapat dijadikan contoh oleh anak dengan "menangkap" esensi dari kehidupan yang saleh. (Ulangan 4:9, 15, 23; Amsal 10:9, 11:3; Mazmur 37:18, 37)
Alkitab tidak pernah memerintahkan setiap perempuan untuk menjadi seorang ibu. Namun demikian, Alkitab mengatakan bahwa mereka yang diberkati Allah untuk menjadi seorang ibu harus menerima tanggung jawab itu dengan serius.

Sabtu, 12 Desember 2015

CARA BURUNG MERPATI BERJALAN

Pernahkah anda bertanya-tanya mengapa cara berjalan burung merpati tampak lucu? Karena dengan cara berjalan seperti itu, ia menjadi tahu arah yang dituju. Merpati tidak dapat memusatkan penglihatannya sambil berjalan. Oleh sebab itu, setiap kali melangkah ia perlu memundurkan pandangannya. Gerakannya jadi tampak canggung, kepala maju ke depan,berhenti, mundur ke belakang, berhenti.

Dalam perjalanan rohani bersama Tuhan Yesus, kita kadang memiliki masalah yang sama seperti merpati itu. Terkadang kita merasa sulit untuk melihat sambil berjalan. Kita perlu berhenti sejenak sebelum melangkah lagi, dan memusatkan perhatian kembali pada Firman Tuhan dan kehendak Allah. Bukan berarti kita harus berdoa dan merenungkan setiap keputusan kecil dalam hidup kita. Namun, perjalanan kita bersama Tuhan Yesus perlu dibangun dalam suatu pola pemberhentian sejenak yang memungkinkan kita untuk melihat dengan lebih jelas sebelum melangkah maju.

Kebiasaan Daniel berdoa tiga kali sehari merupakan bagian penting dari perjalanannya bersama Allah (Daniel 6:11). Daniel tahu ada suatu pemusatan perhatian kembali secara rohani yang tak dapat dilakukan tanpa berhenti dahulu. Pemberhentian sejenak ini memberinya bentuk perjalanan yang berbeda, yang sangat jelas terlihat oleh orang-orang di sekelilingnya.

Bagaimana dengan kita? Dengan risiko dianggap berbeda dengan orang lain, seperti hatinya Daniel, marilah kita memetik pelajaran berharga dari burung merpati: "terlihat menarik" tidaklah sepenting "melihat dengan baik".

PELAYANAN DALAM KRISTUS MEMBUTUHKAN WAKTU SEJENAK UNTUK PEMBARUAN
Gold Cross