selamat datang di blog GPdI Klaten | Ibadah Paskah - Jumat, 29-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Kebangkitan - Minggu, 31-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Raya 1 - Minggu jam 07:00 | Ibadah Raya 2 - Minggu jam 18:00 | Ibadah Sekolah Minggu jam 7:30 | Ibadah Penyembahan & Doa Puasa - Kamis jam 18:00

Kamis, 27 November 2014

MELAYANI TUHAN ATAU MELAYANI PEKERJAAN TUHAN

Banyak dari orang Kristen atau bahkan pelayan Tuhan selama ini salah kaprah dalam melayani Tuhan. Banyak dari mereka mengira dengan melayani pekerjaan Tuhan, mereka sudah melayani Tuhan. Ada perbedaan mendasar antara melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan, mari kita simak ayat berikut ini :

Matius 7:21-23
21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan mujizat demi nama-Mu juga?
23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Mengapa orang-orang yang sudah melakukan pekerjaan Tuhan seperti bernubuat, mengusir setan dan mengadakan banyak mujizat dalam nama Tuhan akan tetapi dalam ayat selanjutnya Tuhan mengatakan "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Ini sama artinya dengan disaat kita membaca Firman Tuhan akan tetapi tidak bersekutu dengan Dia (dengan menyambah-Nya, berdoa kepada-Nya, mendengarkan-Nya, melakukan kehendak-Nya, taat dan berbicara kepada-Nya).

Pemahaman Lebih Dalam :

*  Sangat baik disaat kita membaca Firman Tuhan karena dapat membuat kita jadi semakin mengenal lebih dalam lagi kepada Dia, sebelum kita melayani pekerjaan Tuhan alangkah baiknya terlebih dahulu kita harus bisa mengenal Dia secara pribadi supaya Dia juga mengenal kita, bagaiman dengan karakter kita, bagaiman dengan kehidupan kita, juga dengan setiap persoalan-persoalan yang kita hadapi.

*  Sebelum kita lebih dalam melayani pekerjaan Tuhan (among tamu di ibadah gereja atau persekutuan, singer, WL, pemain musik, audio, multimedia, kolektan, tamborin, pelayan Perjamuan Kudus, kotbah di gereja atau persekutuan, melayani di rayon, pos PI ataupun melayani dibidang lainnya). Ada baiknya kita terlebih dahulu dapat melayani Tuhan secara pribadi (menyembah-Nya secara pribadi, berdoa sendiri, merenungkan Firman-Nya, bicara dengan Dia, mendengarkan-Nya serta taat terhadap perintah-Nya).

*  Banyak orang Kristen atau pelayan Tuhan yang berpikir jika sudah melayani di gereja ataupun di persekutuan, itu menandakan mereka sudah melayani Tuhan. Padahal, mereka hanya melayani pekerjaan Tuhan akan tetapi belum melayani Tuhan secara pribadi. Dan sering kita jumpai orang Kristen ataupun pelayan Tuhan yang melayani pekerjaan Tuhan sejujurnya bukan untuk Tuhan melainkan untuk dilihat oleh orang lain, untuk dapat diterima dalam satu komunitas (alasan kebersamaan), dan lain sebagainya.

Maka dari itu tidak heran seringkali kita jumpai anak-anak Tuhan yang sudah terlibat dalam pelayanan sekian lama tetapi sifatnya masih tidak berubah (masih melawan orang tua, atau dalam berbisnis tipu sana tipu sini, atau korupsi, atau masih terjebak dalam free seks, atau minuman keras, dan lain sebagainya) tetapi tidak menghasilkan buah, tidak dapat menjadi terang atau berkat di dalam keluarga, dalam lingkungannya, persekutuan, atau yang sangat menyedihkan malah menjadi batu sandungan bagi orang di sekitarnya.

Hal-hal seperti itulah yang melandaskan ayat-ayat di atas.

*  Disaat saudara mengenal Tuhan secara pribadi dan mulai untuk menundukkan diri saudara di hadapan-Nya serta taat pada perintah-Nya, itu yang menbuat Tuhan berkenan atas saudara.

*  Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam melayani Tuhan adalah motivasi kita. Motivasi pelayanan yang berkenan dihadapan Tuhan bukan semata-mata supaya diberkati, melainkan kita rela melayani oleh karena kasih. "Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil," (Filipi 1:16).

Mari buka hati saudara dan mulai hidup lebih intim lagi dengan Tuhan dan mempunyai hubungan pribadi yang kuat dengan Tuhan Yesus sehingga apapun yang Dia minta saudara lakukan, maka dengan senang hati saudara dapat melakukannya.

Tuhan Yesus memberkati...

Rabu, 26 November 2014

BERKAT PELAYANAN

Memang dalam melayani Tuhan ada banyak resiko dan bahaya yang perlu kita waspadai, namun kalau pelayanan itu kita kerjakan dengan tekun dan visi serta motivasi yang benar atau jelas, maka Tuhan yang adalah setia dan adil itu menyediakan berkat bagi yang setia melaksanakan tugas pelayanan-Nya. Namun harus diingat bahwa berkat bukanlah tujuan dari pelayanan, melainkan sebagai konsekuensi kasih dan keadilan Tuhan atas umat-Nya yang setia melayani-Nya. Berkat sendiri sifatnya menjadi dorongan semangat sekaligus penghibur dikala ujian sedang dihadapi dan tetap berjuang terus menunaikan tugas pelayanan yang dipercayakan kepada kita.

Selasa, 25 November 2014

SENJATA PELAYANAN

Senjata Pelayanan : FIRMAN TUHAN, DOA, ROH KUDUS

Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.
(Efesus 6:11)
Firman Tuhan dan doa adalah merupakan media Allah yang paling penting dan saling berkaitan. Efesus 6 : 10-20 sangat jelas mengingatkan hal ini. Jika kita selalu mempelajari atau memahami Alkitab namun kita tidak pernah berdoa, kita akan memiliki sejumlah besar terang tanpa panas. Jika kita setiap hari berdoa tetapi tidak pernah belajar atau memahami Alkitab, kita dapat menjadi fanatik dan bersemangat tapi tidak memiliki pengertian. "Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya." (Roma 13:2).

Senin, 24 November 2014

UJIAN ATAU GODAAN PELAYANAN

Hampir semua orang tidak suka dengan ujian atau tantangan, tetapi hal ini harus dihadapi sebagai tahap untuk memasuki ke tingkat yang lebih tinggi. Dalam imanpun berlaku hal demikian juga. Melalu ujian atau tantangan akan semakin jelas mutu iman kita dan semakin jelas mengapa kita mengikut dan melayani Tuhan. Beberapa ujian atau tantangan yang sering dihadapi dalam kita pelayanan, namun sekaligus sebagai bahaya yang harus diwaspadai setiap pelayan Tuhan, sebagai berikut :

a. Kompromi
Sering kita dihadapkan dengan dilema, sehingga kecenderungan orang lebih memilih yang aman-aman saja, lalu menurunkan standar Tuhan hanya sekedar untuk bisa menyenangkan orang tertentu atau untuk mencapai tujuan pribadi maupun tujuan yang semu. Ingat, kita harus menjunjung tinggi standar Tuhan, jangan tergoda untuk kita mengambil sikap kompromi.

b. Ambisi
Banyak orang memulai pelayanan dari hal yang kecil dan sederhana dengan begitu tulus, sukarela, murni dan bersemangat. Tetapi dikala kita dipercaya Tuhan untuk melakukan tugas pelayanan yang lebih besar dan serius, kita mulai kehilangan kasih dan kemurnian kita mulai menjadi luntur. Pelayanan kita dijadikan sebagai sirkuit untuk saling berlomba mencapai puncak prestasi, nama yang harum, jabatan yang tinggi, dihargai, disanjung dan dihormati. Untuk mencapai ambisi tersebut tidak jarang kita mengorbankan atau menjatuhkan orang lain, sehingga pelayanan bukan lagi sebuah pelayanan seorang hamba, melainkan pelayanan yang berstandar prestasi duniawi. Banyak sekali pelayan Tuhan yang sudah jatuh dalam hal ini.

c. Keadaan Yang Mustahil
Dalam pengalaman pelayanan, seringkali terjadi kondisi yang sulit, tidak ada jalan keluar yang mustahil untuk dihadapi. Seperti Israel pada waktu keluar dari tanah Mesir dikejar-kejar tentara Firaun. Dihadapkan pada dilema : Maju terhalang laut, mundur berhadapan dengan tentara Mesir yang kuat. Maju dan mundur sama-sama akan menghadapi resiko mati. Bangsa Israel putus asa, namun Tuhan memberikan mujizat-Nya melalui Musa yang penuh iman. Sebagai pelayan Tuhan kita harus atau wajib memiliki iman seperti Musa, bukan dengan kegagahan kuda dan tentara yang kuat, melainkan dengan hikmat dan keperkasaan Tuhan kita harus terus maju.

d. Iri Hati
Keadaan seperti ini sering kali tanpa disadari muncul begitu saja dalam hati kita sebagai seorang pelayan Tuhan. Khususnya kalau melihat keberhasilan orang atau organisasi lain, sedang diri kita sendiri tidak mendapat yang diharapkannya atau kita sering iri kalau melihat orang lain mempunyai talenta dalam pelayanan yang macam-macam, bisa ini bisa itu. Sebagai contoh, oleh karena iri hati kepada Daud,maka Saul menjadi semakin jauh dari Tuhan dan oleh karena iri hati saudara-saudaranya, Yusuf menderita. Iri hati merupakan dosa yang bukan saja berdampak bagi kita pribadi, tapi bagi orang lain. Waspadalah terhadap dosa ini.

e. Kesombongan
seorang pelayan Tuhan yang sudah berada di atas, kalau tidak berhati-hati akan mulai terkikis rasa kasih dan melihat semua rekan sebagai musuh yang harus disingkirkan. Dia mulai sombong dengan posisi jabatan dan penghasilannya, mulai tidak memandang muka kepada orang yang miskin dan papa, merasa kesal dan terganggu kalau ada orang dari kalangan bawah membutuhkan pelayanannya. Kalaupun dikerjakan, bukan dengan sungguh-sungguh melainkan dengan setengah hati. Semua pelayanan dinilai dari ukuran pengaruh, materi dan relasi. Ingatlah cantoh ini, penghulu malaikat jatuh menjadi iblis karena kesombongan, Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena kesombongan.

f. Sikap-sikap lain yang harus diwaspadai, seperti :
  • Mementingkan diri sendiri.
  • Popularitas / ingin terkenal.
  • Merasa selalu benar dan tidak pernah bersalah.
  • Merasa sangat diperlukan.
  • Merasa hebat
  • Merasa bisa, dll

Minggu, 23 November 2014

RESIKO PELAYANAN

Seorang pelayan harus menyiapkan diri untuk membayar harga untuk pelayanan. Pelayanan yang sejati senantiasa memiliki resiko dan ini harus berani ditanggung oleh seluruh orang yang terlibat dalam pelayanan. Semakin tinggi kedudukan pelayan, semakin tinggi resiko yang dihadapinya dan semakin tinggi pula harga yang harus dibayarnya.

Resiko dalam pelayanan yang sering kita hadapi, antara lain :

  1. Pengorbanan : Setiap pelayan Tuhan harus siap berkorban untuk apa saja yang Tuhan inginkan sebagai harga yang harus kita bayar. Barangkali Tuhan menuntut kita untuk berkorban waktu, uang, perasaan, tenaga dan lain-lain.
  2. Kesepian : Sebagai kelompok minoritas di dunia yang penuh dosa atau fana ini, kita dituntut Tuhan untuk selalu menyatakan jati diri kita sebagai orang kristiani yang selalu takut akan Tuhan. Adakalanya sikap kita dan cara hidup kita malah dianggap aneh dan dianggap sok suci oleh orang lain, sehingga orang lain menghindari atau pergi dari kita. Saat itulah baru kita akan merasa sepi dan berat dalam menjalankan tugas pelayanan kita. Situasi seperti ini pun harus sudah diperhitungkan kalau mau menjadi pelayan Tuhan yang baik dan yang berkenan di hadapan-Nya. Contoh yang baik adalah Ayub, dia kesepian dan sendiri saat semua milik dan sekitarnya habis, hanya Tuhan saja yang memberikan penghiburan kepada Ayub.
  3. Kelelahan : Banyak pelayan Tuhan yang cepat bosan, lelah, jenuh dan frustasi, karena mereka melayani dengan cara kedagingan dan bukan dengan cara Kristus. Semua itu bisa timbul karena pikiran kita selalu berkata : Saya melayani gereja atau organisasi dan bukan Tuhan Yesus sendiri. Jelas pelayanan yang seperti ini akan membuat kita mudah lelah, letih, lesu dan bosan. Kompensasinya adalah menjadi lebih cepat emosi atau marah. Ada hal lain lagi, ada pelayanan yang sok sibuk mengurus ini dan itu, sehingga tidak bisa mengatur waktu dengan baik, konsentrasi terpecah dan banyak pelayanan yang terabaikan. Ini karena single fighter dan belum bisa mendelegasikan tugas.
  4. Kritikan : Ingat, yang kita layani bukan barang, bukan benda mati, bukan sesuatu, melainkan jemaat atau seseorang, tetapi satu pribadi yang utuh dan disayangi Tuhan. Seringkali ada kesalahpahaman menilai maksud dan pikiran kita, sehingga mereka protes, mengkritik dan senantiasa menyoroti sisi negatif pekerjaan kita. Bahkan semakin tinggi posisi kita, maka semakin tinggi pula resiko akan kritikan yang datang, tetapi inilah harga penyerahan diri kita kepada Allah, seperti Kristus yang dalam melayani manusia disalah-mengerti oleh banyak orang, bahkan difitnah.
  5. Penolakan : Tidak semua orang, jemaat bahkan pelayan yang lain suka dengan pelayanan kita, mereka bisa menolak kehadiran kita oleh sebab-sebab tertentu. Dalam hal ini kita harus berhati-hati; kalau kita bersalah, segera diperbaiki, tapi kalau kita ditolak karena Injil, bersyukurlah...! (1 Petrus 2:18-21)

Sabtu, 22 November 2014

TUJUAN PELAYANAN

Tujuan Pelayanan : KEMULIAAN ALLAH


...supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.
(Efesus 1:12)

Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya ituuntuk kemuliaan Allah.
(1 Korintus 10:31)

Segala sesuatu yang Allah lakukan, pada akhirnya adalah untuk kemuliaan Allah. Tujuan karya Allah adalah pujian kemuliaan-Nya (Efesus 1:6, 12, 14). Pelayanan Tuhan harus memiliki perspektif yang kekal itu. Kalau tidak, ia akan terjebak oleh tujuan sementara, yang hanya akan membawa kepada pelayanan tubuh yang sibuk dan palsu, yang berlindung di balik jadwal dan statistik pelayanan. Tuaian bukanlah pada akhir pertemuan, melainkan pada akhir jaman. Karena itu berbahaya, jika terlalu kaku dan fanatik dalam mengevaluasi pelayanan saat ini. Satu-satunya tujuan yang dapat bertahan pada saat akhir jaman atau penghakiman adalah saya melayani dengan tujuan untuk kemuliaan Allah.


Bila kita memiliki tujuan pelayanan seperti ini, pujian atau sanjungan tidak akan membuat kita tinggi hati atau sombong dan kritikan tidak akan melemahkan kita atau membuat kita undur diri dari pelayanan. Keadaan sukar yang tidak kita pahami dapat kita terima, selama kita selalu memuliakan Allah.

Jumat, 21 November 2014

UKURAN PELAYANAN

Ukuran Pelayanan : SALIB
Ayat Bacaan : 1 Petrus 2:18-25, Ibrani 12:1-4

Pelayanan tanpa pengorbanan sama sekali bukan pelayanan yang sebenarnya / pelayanan yang sia-sia. Dalam Markus 10:45, Yesus mempararelkan dua hal : untuk melayani dan untuk memberi. Hubungannya sangat jelas, yaitu dalam pelayanan ada harga yang harus dibayar. Pelayanan tanpa pengorbanan tidak akan mendapatkan hasil apa-apa. Salib itu tidak ada kaitannya dengan penderitaan, pengorbanan dan kematian. Salib itu tidak akan membunuh orang berdosa, tetapi hanya mengalihkan hidupnya kepada hidup yang lebih bergengsi, lebih kaya dan menonjolkan harga dirinya.

Tujuan mereka melayani adalah untuk melihat apa yang dapat mereka peroleh, bukan apa yang dapat mereka berikan. Biasanya orang-orang ini cepat mengeluh dan cepat puas atas apa yang telah mereka berikan (2 Korintus 11:23-32)

Kamis, 20 November 2014

SIFAT PELAYANAN

Sifat Pelayanan : MELAYANI
Ayat Bacaan : Matius 20:20-28


...sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang.
(Matius 20:28)


Dalam gereja mula-mula, hamba Tuhan adalah seorang pelayan, bukan sekedar petugas. Orang Romawi dan Yunani menganggap bahwa pelayan adalah seorang yang tidak punya arti dan tidak penting. yang melakukan segala sesuatu bagi orang lain yang lebih penting. Yesus dan para rasul tahu akan hal ini tetapi mereka tetap melihat diri mereka sebagai pelayan, karena hal tesebut adalah benar.

Jangan menjadi pelayan Tuhan, jika :
  1. Kita tidak mau bekerja dan melayani sesama.
  2. Kita hanya ingin menikmati perhatian, pujian, sanjungan dari orang lain dan ingin terkenal
Yesus mengosongkan diri-Nya dan menjadi seorang hamba bagi manusia yang hina dan berdosa, Dia datang untuk melayani. Apakah kita lebih besar dari Dia?

Rabu, 19 November 2014

MOTIVASI PELAYANAN

Motivasi Pelayanan : KASIH


Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
(Matius 22:37-40)


Ada 3 alasan seseorang mau mengerjakan suatu pekerjaan ;
1. Kewajiban / keharusan = budak
2. Keuntungan / imbalan = karyawan / pegawai
3. Kasih = pelayan Tuhan

Pelayan terlalu suci untuk dimotivasi dengan keuntungan duniawi dan terlalu sukar jika dimotivasi dengan kewajiban, hanya kasih kepada Allah dan manusia yang dapat membuat kita bertahan dalam pelayanan. Hanya kasih yang dapat membuat seorang hamba Tuhan bisa mengutamakan orang lain dan membuat tidak memanfaatkan orang lain untuk tujuan-tujuannya sendiri. Kasih juga dapat mencegah seorang hamba Tuhan menjadi diktaktor. Kewajiban atau tugas dapat dipenuhi dengan sukacita jika ada kasih dalam diri pelaksana. Kasih itu bukan sekedar suatu perasaan yang dangkal atau sekedar ucapan saja. tapi merupakan hasil pemahaman yang dalam. Pelayanan Paulus dipenuhi dengan kasih Kristus "Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati." (2 Korintus 5:14) dan dorongan kasih inilah yang membuatnya bertahan dalam pelayanan ketika segala sesuatunya sukar. Tanpa kasih, akan ada banyak halangan dalam pelayanan. Kita mungkin tidak tahu tentang teori komunikasi yang baik, kita dapat membangun jembatan dan meruntuhkan tembok pemisah, sehingga berita kita dapat disampaikan dengan jelas.

Selasa, 18 November 2014

DASAR PELAYANAN

Dasar Pelayanan : KARAKTER / SIKAP HATI

Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel : "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
(1 Samuel 16:7)


Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
(Roma 12:1)

Dalam pelayanan, kita tidak pernah dapat memberikan kepada orang lain apa yang tidak ada pada kita. Kita tidak boleh mengabaikan karakter, kalau kita abaikan, berarti kita meninggalkan dasar pelayanan. Ini sebabnya Allah menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan pelayanan-Nya. Misalnya : Yusuf (13 tahun), Musa (80 tahun), Paulus (3 tahun). Tanpa karakter, pelayanan hanyalah sebagai aktivitas keagamaan belaka, atau lebih buruk lagi, sebagai bisnis rohani. Yesus menyebut orang Farisi sebagai kemunafikan. Dia tahu bahwa orang Farisi lebih memperhatikan reputasi atau kehormatan mereka daripada karakter mereka, dan bahwa pujian manusia lebih menarik perhatian mereka daripada perkenanan Allah. Tidak akan ada seorangpun yang dapat melayani Tuhan sekaligus bersandiwara atau berakting. Harus ingat peristiwa yang dialami oleh Ananias dan Safira.

Senin, 17 November 2014

ASAL PELAYANAN

Asal Pelayanan : ALLAH

Suatu pelayanan yang murni harus berasal dari Allah, bukan dari manusia.

"Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan perdamaian itu kepada kami."
(2 Korintus 5:18)


"Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku--"
(1 Timotius 1:12)

Allah menyerahkan pelayanan hanya kepada orang-orang yang telah menjadi milik-Nya, dalam arti sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Kalau ada orang yang belum menjadi milik-Nya yang terlibat dalam pelayanan, maka pelayanannya tidak akan diterima Allah.

"Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin."
(Yesaya 64:6)

Jadi, suatu pelayanan terjadi atas inisiatif Allah. Oleh karena itu, seorang pelayan pertama-tama harus bertanggung jawab penuh kepada Allah. Dengan kata lain, pelayanan bukan untuk menyenangkan manusia tetapi untuk menyenangkan Allah.

"Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah, yang menguji hati kita."
(1 Tesalonika 2:4)


"Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus."
(Galatia 1:10)

Jumat, 14 November 2014

SIKAP PELAYAN TUHAN

Ayat Bacaan : Roma 12:9-21

Setiap orang yang percaya kepada Yesus dipanggil untuk melayani pekerjaan Tuhan. Pekerjaan yang dipercayakan kepada setiap kita beragam sesuai dengan panggilan kita masing-masing. Orang-orang yang dilayani juga berbeda sifat dan karakter. Oleh karena itu dibutuhkan sikap yang sesuai dengan Alkitab untuk menunjang pelayanan agar pelayanannya dapat berhasil dan berdampak.

Sikap yang harus dimiliki oleh setiap pelayan Tuhan :
  1. Memiliki sikap mengasihi. (ayat 9) : Mengasihi adalah syarat utama dalam melayani pekerjaan Tuhan. Setiap orang bisa melayani, namun pelayanan yang tidak dibarengi dengan sikap mengasihi tidak mungkin memuliakan Tuhan dan berdampak untuk orang lain yang kita layani.
  2. Memiliki semangat. (ayat 11) : Melayani Tuhan bukan berarti bebas dari permasalahan. Namun semakin melayani dengan baik, maka semakin banyak rintangan yang datang menghadang kita; dari dalam (keluarga) maupun dari luar (jemaat atau rekan pelayanan kita) yang sering kali dapat melemahkan. Oleh karena sadar ada rintangan dan halangan maka sikap yang harus diambil adalah tetap bersemangat. Semangat merupakan bahan penggerak untuk kita selalu maju dalam pelayanan.
  3. Memiliki ketabahan dan kesesakan. (ayat 12) : Ada kalanya Tuhan ijinkan ketika kita melayani dengan setia, namun dalam hidup kekurangan, mengalami sakit penyakit, tidak dihargai pelayanan yang kita lakukan baik oleh orang lain ataupun jemaat sendiri. Dibutuhkan ketabahan dalam mengatasi masa-masa sukar. Ketabahan adalah kunci untuk dapat melangkah maju meskipun terasa sukar dan berat.
  4. Memiliki kemurahan hati. (ayat 13) : Kemurahan hati sama dengan memiliki hati yang berbelas kasihan kepada orang lain. Membuka tangan bagi yang membutuhkan dan tidak menutup mata kepada kesusahan orang lain yang dialaminya.
  5. Memberkati dikala disakiti. (ayat 14) : Kecenderungan kita sebagai manusia adalah membalas setiap perlakuan yang tidak menyenangkan. Namun ketika kita memilih sebagai pelayan Tuhan maka kita harus melepaskan hak kita untuk membalas. Hal ini dikarenakan pembalasan itu adalah haknya Tuhan.
Sikap mengasihi, semangat, ketabahan, kemurahan hati, memberkati merupakan kunci penting dalam memenangkan banyak jiwa.

Selasa, 11 November 2014

HAL KEKUATIRAN

Ayat Bacaan : Matius 6:25-34

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6)

Belajar untuk menjadi pelaku firman TUHAN itu ternyata sulit, bukan suatu hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Kita sudah sering mendengarkan firman TUHAN, "jangan kuatir" tapi apa yang terjadi dalam kenyataan hidup kita? Betapa seringnya kita merasakan kuatir. Bukan hanya jemaat saja yang merasakan kuatir, bahkan hamba TUHAN pun pasti pernah merasakan kuatir juga.

"Kuatir itu manusiawi, semua pasti sudah pernah merasakannya", jawaban ini sering digunakan manusia sebagai tameng atau jawaban ketika mereka sedang merasakan kuatir. Memang kita manusia lemah dan berdosa, tapi jangan pergunakan itu sebagai alasan. Ingat, TUHAN pernah mengatakan di Matius 6:25, "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan dan minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"

Jadi buat apa kita kuatir? Kekuatiran hanya membuang-buang tenaga dan pikiran kita saja. TUHAN tidak pernah berdusta atau mengingkari janji-Nya. Ketika kita berani melangkah untuk melakukan firman-Nya, maka kita pasti akan melihat pertolongan dan mujizat-Nya. Mulailah belajar untuk melangkah dengan iman karena ketika berani melangkah sekalipun menghadapi tantangan dan pencoaan, kita pasti akan tercengan dan heran dengan perbuatan-Nya.

Ketika kita belajar melangkah dengan iman, maka kekuatiran dijamin tidak akan ada lagi dalam hidup kita.

Kamis, 06 November 2014

BERPUASA UNTUK MENEMUKAN KEHENDAK TUHAN

Ayat Bacaan : Matius 6:16-18

"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Penjelasan Materi
Youthers, apakah kita tahu makna berpuasa? Mungkin sebagian kita akan menjawab bahwa puasa adalah saat dimana kita harus menahan lapar dan haus dalam jangka waktu tertentu. Ya memang benar, akan tetapi tahukah kita makna berpuasa dalam Kekeristenan? Puasa dalam Kekeristenan bukan hanya sekedar tidak makan dan minum, tetapi adalah saat dimana kita menahan segala keinginan kita untuk tujuan rohani. Maksudnya di sini, ada hal-hal yang harus kita perangi dan lawan dengan cara berpuasa.

Mungkin kita pernah berada dalam posisi dimana kita memiliki masalah yang tak kunjung selesai. Kita mencoba mengerahkan segala kekuatan kita tapi masalah terus menghampiri hidup kita. Disinilah selain doa, pujian dan keberserahan kita pada Tuhan, kita perlu berpuasa. Tujuannya adalah memperkuat permohonan kita secara khusus kepada Tuhan. Berpuasa haruslah disertai dengan hati yang murni, bukan terpaksa. Berpuasa hanya sekedar ikut-ikutan tanpa tujuan rohani, tentu saja tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Selasa, 04 November 2014

KUASA DALAM PUJIAN DAN PENYEMBAHAN


"Pujilah TUHAN hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!" (Mazmur 117:1-2)

Pada waktu Yesus berkata-kata kepada wanita Samaria tentang air hidup, dimana setiap orang yang minum air ini tidak akan pernah merasa haus lagi. Yesus memberitahukan bahwa saatnya akan tiba, TUHAN akan menemukan penyembah-penyembah yang benar, sehingga orang tidak perlu lagi pergi ke gunung-gunung atau pohon besar. Firman TUHAN menegaskan bahwa dalam pujian penyembahan Tuhan bertahta.

Mengapa kita harus memuji dan menyambah :
  1. Karena Allah saja yang layak untuk menerima pujian dan penyembahan kita. (Wahyu 4:8-11, 5:12)
  2. Karena manusia diciptakan unutk memuji, menyembah dan memuliakan Allah. (Yesaya 43:7)
  3. Karena kita dipilih untuk memberitakan perbuatan-Nya yang besar. (1 Petrus 2:9)
  4. Ssebagai ucapan syukur kita atas kebaikan Allah, pengampunan dosa dan kesembuhan dari Allah. (Mazmur 103)

Senin, 03 November 2014

PENONTON ATAU PENYEMBAH

Ayat Bacaan : Mazmur 57:1-12
"Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!" (Mazmur 57:8-9)

Ah saya tidak bisa menyembah nih. Musiknya atau leader singernya tidak pas di hati! keluhan seorang jemaat di akhir ibadah. Sepintas sih keluhan ini terdengar wajar. Namun, keluhan ini berasal dari mentalitas penonton yang kerap kali menjangkiti banyak orang percaya. Bagi seorang penonton, ia akan bernyanyi jika musik berhasil menggugah dirinya atau penonton memberikan respon apabila yang bernyanyi adalah seorang yang disukai atau diidolakan. Dengan kata lain, penyembahannya tergantung dari musik atau siapa yang memimpin pujan. Jika musiknya atau pemimpin pujiannya tak sesuai selera, ia mogok menyembah Tuhan. Ia melemparkan kesalahan pada musik atau pemimpin pujiannya. Sikap apakah yang diinginkan Tuhan ketika kita menyembah-Nya?

Sabtu, 01 November 2014

PELAYANAN YANG BERKENAN

Ayat Bacaan : Kolose 1:24-29

Dalam perjanjian baru, (misalnya Sinoptik atau ayat-ayat yang saling melengkapi dan surat-surat Paulus) memberikan beberapa makna penting berkaitan dengan pelayanan. Pelayanan yang dimaksudkan merupakan konsep Teologi Perjanjian Baru yang merupakan kelanjutan dari Perjanjian Lama. Makna-makna tersebut dapat diarahkan kepada tiga hal, yaitu :
1.  Melayani karena Tuhan memberikan teladan. (Markus 10:43-45)
2.  Melayani identik dengan pemberitaan Firman tanpa upah. (1 Korintus 9:18)
3.  Melayani adalah ungkapan syukur. (Kolose 3:17, 23)
Gold Cross