Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel : "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
(1 Samuel 16:7)
(1 Samuel 16:7)
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
(Roma 12:1)
(Roma 12:1)
Dalam pelayanan, kita tidak pernah dapat memberikan kepada orang lain apa yang tidak ada pada kita. Kita tidak boleh mengabaikan karakter, kalau kita abaikan, berarti kita meninggalkan dasar pelayanan. Ini sebabnya Allah menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan pelayanan-Nya. Misalnya : Yusuf (13 tahun), Musa (80 tahun), Paulus (3 tahun). Tanpa karakter, pelayanan hanyalah sebagai aktivitas keagamaan belaka, atau lebih buruk lagi, sebagai bisnis rohani. Yesus menyebut orang Farisi sebagai kemunafikan. Dia tahu bahwa orang Farisi lebih memperhatikan reputasi atau kehormatan mereka daripada karakter mereka, dan bahwa pujian manusia lebih menarik perhatian mereka daripada perkenanan Allah. Tidak akan ada seorangpun yang dapat melayani Tuhan sekaligus bersandiwara atau berakting. Harus ingat peristiwa yang dialami oleh Ananias dan Safira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar