selamat datang di blog GPdI Klaten | Ibadah Paskah - Jumat, 29-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Kebangkitan - Minggu, 31-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Raya 1 - Minggu jam 07:00 | Ibadah Raya 2 - Minggu jam 18:00 | Ibadah Sekolah Minggu jam 7:30 | Ibadah Penyembahan & Doa Puasa - Kamis jam 18:00

Rabu, 24 Desember 2014

TUJUAN MERAYAKAN NATAL

Ayat Pokok: Luk 2:8-10
Oleh: Pdt. Daniel Soemarjanto, Lippo Cikarang

Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar  untuk seluruh bangsa: 
Tujuan pertama Natal adalah untuk perayaan. Natal itu berarti pesta. Natal membawa kabar baik kesukaan besar bagi saudara. Natal itu sebenarnya pesta ulang tahun. 
Pada saat Natal ada lebih banyak pesta dibanding saat-saat lain sepanjang tahun. Sayang ironisnya yang harusnya menjadi pusat pesta sering kali justru tidak diundang. Natal adalah pesta ulang tahun untuk Yesus. itu sebabnya kita mengucapkan “Selamat Natal.” Mungkin saudara terkejut, tapi Tuhan sebenarnya suka pesta. Alkitab mengatakan para malaikat bikin pesta setiap kali ada satu orang percaya kepada Yesus! 
Mengapa Natal itu suatu pesta? Malaikat mengatakan, “aku memberitakan kepadamu kesukaan besar (good news of great joy).” Kabar baik apa?
Ada tiga kabar baik dalam Natal. Inilah alasan mengapa kita merayakannya. Waktu Tuhan mengutus Yesus ke dalam dunia, ada pesan yang Dia sampaikan : 
     ·        Tuhan MENGASIHI kita!
Ayat paling terkenal dalam Alkitab : Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Inilah kabar baiknya. Tuhan begitu mengasihi dunia ini. Itu sebabnya mengapa Dia mengutus Yesus. Yesus diutus dengan pesan kasih. Natal seolah-olah Tuhan sementara berkata kepada saudara, “I love you.” 
     ·        Tuhan MENYERTAI kita!
Alkitab mengatakan Yesus dipanggil Immanuel, artinya “Allah menyertai kita” (Mat.1:23). Alkitab mengatakan dalam Ibrani 13:5 ..."Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Berapa kali saudara ditinggalkan? Saya bersimpati. Tapi Tuhan tidak akan pernah meninggalkan saudara!
     ·        Tuhan DI PIHAK kita!
Tuhan ada di pihak saudara. Dia ingin saudara menang. Dia ingin saudara sukses. Bahkan Yesus mengatakan dalam Yohanes 3:17Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Banyak orang takut kepada Tuhan karena mereka merasa bersalah. Rasa bersalah memisahkan kita dari Tuhan. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Dia datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Kalau Tuhan di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
 Inilah tujuan mengapa kita merayakan  Natal.  Natal adalah kabar baik kesukaan besar. Tuhan mengatakan, “Aku mengasihimu, Aku menyertaimu, Aku di pihakmu.”

sumber : http://gpdi.or.id/index.php/khotbah/57-pdt-daniel-soemarjanto/380-tujuan-merayakan-natal

Selasa, 23 Desember 2014

MUMPUNG KITA MASIH MUDA

Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam (Mazmur 90:4)

Andai seseorang bertanya, “Kapan Anda akan mati?”, apa jawaban Anda? Ini pertanyaan yang sulit. Banyak orang meninggal di usia tua, tetapi tidak sedikit juga yang meninggal di usia muda, bahkan kanak-kanak. Kematian memang bisa menjemput manusia kapan saja, sesuai waktu Tuhan. Walaupun demikian, ternyata ada banyak orang yang tidak mau berpikir mengenai kematian. Hal-hal yang berbau kematian kerap dibuang jauh-jauh dari pikiran. Dianggap tabu untuk dibicarakan. Ini memang ironi. Akibatnya, sebagian dari kita kemudian tidak berpikir: “Bagaimana saya mempersiapkan kematian?”, “Mau ke mana saya setelah mati?” Sebaliknya, lebih kerap berpikir: “Selagi masih muda, nikmatilah hidup”, “Apa lagi yang harus saya capai di hidup ini?”

Kita perlu belajar dari Musa. Berapakah usia Musa saat meninggal? Ia berusia 120 tahun (Ulangan 34:7) cukup panjang. Akan tetapi, apa yang ia katakan mengenai hidup? Hidup itu singkat, seperti rumput yang tumbuh pada waktu pagi dan layu pada waktu petang (ayat 5-6). Oleh sebab itu, Musa memohon hikmat Tuhan agar mampu menghitung hari. Artinya, ia sangat menyadari bahwa hidup itu singkat. Karena itu, ia minta dimampukan untuk mengisi hidupnya secara bijaksana.

Kita memang tidak akan tahu kapan hidup kita akan berakhir. Namun, selagi masih ada kesempatan, gunakanlah waktu dengan bijaksana. Apa yang paling bijaksana bagi kita? Pertama, memastikan keselamatan kita. Kedua, mengambil keputusan untuk percaya kepada Tuhan. Ketiga, mengisi hidup dengan hal-hal yang berkenan di mata Tuhan serta memuliakan nama-Nya.

AMBILLAH KEPUTUSAN YANG TEPAT SEBELUM MENYESAL, WAKTU BEGITU CEPAT BERLALU

Senin, 22 Desember 2014

GPdI DALAM ERA INFORMASI

..And seal the book until the time of the end; many shall run to and fro, and knowledge shall be increase - Daniel 12:4



Ayat kitab suci di atas menonjolkan dua indikator akhir zaman yang amat signifikan, yaitu pertama : terjadi mobilitas manusia di planet bumi yang sangat cepat dan pesat ; serta yang kedua : manusia berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam lompatan yang luar biasa tinggi.
Fenomena pertama ditandai dengan hadirnya sistem transportasi yang memukau. Berabad-abad orang menggunakan kuda untuk segala keperluan angkutan manusia dan barang.

Tetapi kini manusia "berlari" meluncur cepat di jalan darat dengan berbagai kendaraan dengan kecepatan ribuan kali daya kemampuan kuda. Bahkan di udara manusia kini dapat terbang melebihi kecepatan suara.

Mobilitas manusia menjadi sangat tinggi diungkapkan dalam "many shall run to and fro".

Yang kedua adalah peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang begitu mencengangkan. Salah satu diantara banyak temuan hasil Iptek yang mempesona adalah komputer. Dewasa ini komputer menjadi benda "ajaib" yang dapat memuat jutaan dan jutaan informasi tentang berbagai hal.
Tentang diri manusia, tentang planet bumi kita dan tentang alam semesta. Digenapilah nubuatan yang terjadi dalam "the time of the end" (zaman akhir) ini, yaitu "knowledge shall be increase", pengetahuan akan bertambah-tambah.

Begitu dahsyatnya kesanggupan Iptek sekarang ini sehingga para tehnokrat "mendewakan" kemampuannya sebagai "tidak ada yang tidak dapat dihasilkan oleh Iptek".

Tetapi kita justru makin mengagumi rencana Tuhan, karena justru apa yang dinubuatkan Tuhan dalam Kitab Suci semua terjadi pada zaman yang sudah ditentukannya.

Generasi yang hidup di awal abad ke-21 ini dapat menikmati kehebatan komputer dengan "web-site"nya sebagai suatu instrumen memperoleh berbagai informasi. tidak heran kalau dikatakan, zaman ini adalah era"super highway information".

(Pdt. Dr. M.D. Wakkary)

Jumat, 12 Desember 2014

KEHABISAN BAHAN DOA

Ayat Bacaan : Filipi 4:6-9


Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
(Filipi 4:6)

Doa adalah napas hidup orang kristiani.” Saya setuju dengan pernyataan ini, tetapi sekaligus merasa bersalah karenanya. Bernapas mengacu pada aktivitas yang terus-menerus  dan tanpanya kita mati. Lantas bagaimana kehidupan doa saya? Jangankan terus-menerus, tak jarang ada hari-hari yang saya lewatkan tanpa berdoa. Saya jenuh dan merasa “kehabisan bahan”. Tampaknya, ada yang salah dengan kehidupan doa saya. Atau, mungkin ada yang salah dengan konsep doa saya.


Surat Paulus kepada jemaat di Filipi menawarkan jawaban. Dalam pasal 4, Paulus memaparkan “persediaan sumber daya” Kristus yang memadai bagi pelayanan kita. Kristus menyediakan damai sejahtera sebagai penangkis kecenderungan kita untuk khawatir (ayat 6-7). Ketika membacanya, kata “segala hal” berkata-kata dengan kuat kepada saya. Segala keinginan bahkan kekhawatiran tidak lain adalah bahan doa. Dalam keadaan apa pun, kita dapat menyatakannya kepada Tuhan, tanpa harus berlari ke kamar doa dulu. Bagaimana dengan keinginan yang egois? Ketika menyatakannya kepada Tuhan, kita merendahkan diri dan mempersilakan Dia memperbaiki dan mengarahkannya. Bagaimana dengan kekhawatiran?

Ketika kita menyerahkannya, Dia akan mengambilnya dan memberi kita damai sejahtera sebagai gantinya (ayat 7). Wah, kalau seperti ini, saya tak bakal kehabisan bahan doa : tiap hari saya punya segudang ke inginan dan kekhawatiran!

Anda mungkin, mirip dengan saya, bergumul dalam kehidupan doa. Ungkapkan segala keinginan dan kekhawatiran Anda sebagai doa kepada Tuhan. Anda pun tak akan kehabisan bahan doa.
Gold Cross