selamat datang di blog GPdI Klaten | Ibadah Paskah - Jumat, 29-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Kebangkitan - Minggu, 31-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Raya 1 - Minggu jam 07:00 | Ibadah Raya 2 - Minggu jam 18:00 | Ibadah Sekolah Minggu jam 7:30 | Ibadah Penyembahan & Doa Puasa - Kamis jam 18:00

Senin, 17 November 2014

ASAL PELAYANAN

Asal Pelayanan : ALLAH

Suatu pelayanan yang murni harus berasal dari Allah, bukan dari manusia.

"Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan perdamaian itu kepada kami."
(2 Korintus 5:18)


"Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku--"
(1 Timotius 1:12)

Allah menyerahkan pelayanan hanya kepada orang-orang yang telah menjadi milik-Nya, dalam arti sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Kalau ada orang yang belum menjadi milik-Nya yang terlibat dalam pelayanan, maka pelayanannya tidak akan diterima Allah.

"Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin."
(Yesaya 64:6)

Jadi, suatu pelayanan terjadi atas inisiatif Allah. Oleh karena itu, seorang pelayan pertama-tama harus bertanggung jawab penuh kepada Allah. Dengan kata lain, pelayanan bukan untuk menyenangkan manusia tetapi untuk menyenangkan Allah.

"Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah, yang menguji hati kita."
(1 Tesalonika 2:4)


"Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus."
(Galatia 1:10)

Jumat, 14 November 2014

SIKAP PELAYAN TUHAN

Ayat Bacaan : Roma 12:9-21

Setiap orang yang percaya kepada Yesus dipanggil untuk melayani pekerjaan Tuhan. Pekerjaan yang dipercayakan kepada setiap kita beragam sesuai dengan panggilan kita masing-masing. Orang-orang yang dilayani juga berbeda sifat dan karakter. Oleh karena itu dibutuhkan sikap yang sesuai dengan Alkitab untuk menunjang pelayanan agar pelayanannya dapat berhasil dan berdampak.

Sikap yang harus dimiliki oleh setiap pelayan Tuhan :
  1. Memiliki sikap mengasihi. (ayat 9) : Mengasihi adalah syarat utama dalam melayani pekerjaan Tuhan. Setiap orang bisa melayani, namun pelayanan yang tidak dibarengi dengan sikap mengasihi tidak mungkin memuliakan Tuhan dan berdampak untuk orang lain yang kita layani.
  2. Memiliki semangat. (ayat 11) : Melayani Tuhan bukan berarti bebas dari permasalahan. Namun semakin melayani dengan baik, maka semakin banyak rintangan yang datang menghadang kita; dari dalam (keluarga) maupun dari luar (jemaat atau rekan pelayanan kita) yang sering kali dapat melemahkan. Oleh karena sadar ada rintangan dan halangan maka sikap yang harus diambil adalah tetap bersemangat. Semangat merupakan bahan penggerak untuk kita selalu maju dalam pelayanan.
  3. Memiliki ketabahan dan kesesakan. (ayat 12) : Ada kalanya Tuhan ijinkan ketika kita melayani dengan setia, namun dalam hidup kekurangan, mengalami sakit penyakit, tidak dihargai pelayanan yang kita lakukan baik oleh orang lain ataupun jemaat sendiri. Dibutuhkan ketabahan dalam mengatasi masa-masa sukar. Ketabahan adalah kunci untuk dapat melangkah maju meskipun terasa sukar dan berat.
  4. Memiliki kemurahan hati. (ayat 13) : Kemurahan hati sama dengan memiliki hati yang berbelas kasihan kepada orang lain. Membuka tangan bagi yang membutuhkan dan tidak menutup mata kepada kesusahan orang lain yang dialaminya.
  5. Memberkati dikala disakiti. (ayat 14) : Kecenderungan kita sebagai manusia adalah membalas setiap perlakuan yang tidak menyenangkan. Namun ketika kita memilih sebagai pelayan Tuhan maka kita harus melepaskan hak kita untuk membalas. Hal ini dikarenakan pembalasan itu adalah haknya Tuhan.
Sikap mengasihi, semangat, ketabahan, kemurahan hati, memberkati merupakan kunci penting dalam memenangkan banyak jiwa.

Selasa, 11 November 2014

HAL KEKUATIRAN

Ayat Bacaan : Matius 6:25-34

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6)

Belajar untuk menjadi pelaku firman TUHAN itu ternyata sulit, bukan suatu hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Kita sudah sering mendengarkan firman TUHAN, "jangan kuatir" tapi apa yang terjadi dalam kenyataan hidup kita? Betapa seringnya kita merasakan kuatir. Bukan hanya jemaat saja yang merasakan kuatir, bahkan hamba TUHAN pun pasti pernah merasakan kuatir juga.

"Kuatir itu manusiawi, semua pasti sudah pernah merasakannya", jawaban ini sering digunakan manusia sebagai tameng atau jawaban ketika mereka sedang merasakan kuatir. Memang kita manusia lemah dan berdosa, tapi jangan pergunakan itu sebagai alasan. Ingat, TUHAN pernah mengatakan di Matius 6:25, "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan dan minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"

Jadi buat apa kita kuatir? Kekuatiran hanya membuang-buang tenaga dan pikiran kita saja. TUHAN tidak pernah berdusta atau mengingkari janji-Nya. Ketika kita berani melangkah untuk melakukan firman-Nya, maka kita pasti akan melihat pertolongan dan mujizat-Nya. Mulailah belajar untuk melangkah dengan iman karena ketika berani melangkah sekalipun menghadapi tantangan dan pencoaan, kita pasti akan tercengan dan heran dengan perbuatan-Nya.

Ketika kita belajar melangkah dengan iman, maka kekuatiran dijamin tidak akan ada lagi dalam hidup kita.

Kamis, 06 November 2014

BERPUASA UNTUK MENEMUKAN KEHENDAK TUHAN

Ayat Bacaan : Matius 6:16-18

"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Penjelasan Materi
Youthers, apakah kita tahu makna berpuasa? Mungkin sebagian kita akan menjawab bahwa puasa adalah saat dimana kita harus menahan lapar dan haus dalam jangka waktu tertentu. Ya memang benar, akan tetapi tahukah kita makna berpuasa dalam Kekeristenan? Puasa dalam Kekeristenan bukan hanya sekedar tidak makan dan minum, tetapi adalah saat dimana kita menahan segala keinginan kita untuk tujuan rohani. Maksudnya di sini, ada hal-hal yang harus kita perangi dan lawan dengan cara berpuasa.

Mungkin kita pernah berada dalam posisi dimana kita memiliki masalah yang tak kunjung selesai. Kita mencoba mengerahkan segala kekuatan kita tapi masalah terus menghampiri hidup kita. Disinilah selain doa, pujian dan keberserahan kita pada Tuhan, kita perlu berpuasa. Tujuannya adalah memperkuat permohonan kita secara khusus kepada Tuhan. Berpuasa haruslah disertai dengan hati yang murni, bukan terpaksa. Berpuasa hanya sekedar ikut-ikutan tanpa tujuan rohani, tentu saja tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Selasa, 04 November 2014

KUASA DALAM PUJIAN DAN PENYEMBAHAN


"Pujilah TUHAN hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!" (Mazmur 117:1-2)

Pada waktu Yesus berkata-kata kepada wanita Samaria tentang air hidup, dimana setiap orang yang minum air ini tidak akan pernah merasa haus lagi. Yesus memberitahukan bahwa saatnya akan tiba, TUHAN akan menemukan penyembah-penyembah yang benar, sehingga orang tidak perlu lagi pergi ke gunung-gunung atau pohon besar. Firman TUHAN menegaskan bahwa dalam pujian penyembahan Tuhan bertahta.

Mengapa kita harus memuji dan menyambah :
  1. Karena Allah saja yang layak untuk menerima pujian dan penyembahan kita. (Wahyu 4:8-11, 5:12)
  2. Karena manusia diciptakan unutk memuji, menyembah dan memuliakan Allah. (Yesaya 43:7)
  3. Karena kita dipilih untuk memberitakan perbuatan-Nya yang besar. (1 Petrus 2:9)
  4. Ssebagai ucapan syukur kita atas kebaikan Allah, pengampunan dosa dan kesembuhan dari Allah. (Mazmur 103)
Gold Cross