selamat datang di blog GPdI Klaten | Ibadah Paskah - Jumat, 29-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Kebangkitan - Minggu, 31-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Raya 1 - Minggu jam 07:00 | Ibadah Raya 2 - Minggu jam 18:00 | Ibadah Sekolah Minggu jam 7:30 | Ibadah Penyembahan & Doa Puasa - Kamis jam 18:00

Kamis, 20 November 2014

SIFAT PELAYANAN

Sifat Pelayanan : MELAYANI
Ayat Bacaan : Matius 20:20-28


...sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang.
(Matius 20:28)


Dalam gereja mula-mula, hamba Tuhan adalah seorang pelayan, bukan sekedar petugas. Orang Romawi dan Yunani menganggap bahwa pelayan adalah seorang yang tidak punya arti dan tidak penting. yang melakukan segala sesuatu bagi orang lain yang lebih penting. Yesus dan para rasul tahu akan hal ini tetapi mereka tetap melihat diri mereka sebagai pelayan, karena hal tesebut adalah benar.

Jangan menjadi pelayan Tuhan, jika :
  1. Kita tidak mau bekerja dan melayani sesama.
  2. Kita hanya ingin menikmati perhatian, pujian, sanjungan dari orang lain dan ingin terkenal
Yesus mengosongkan diri-Nya dan menjadi seorang hamba bagi manusia yang hina dan berdosa, Dia datang untuk melayani. Apakah kita lebih besar dari Dia?

Rabu, 19 November 2014

MOTIVASI PELAYANAN

Motivasi Pelayanan : KASIH


Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
(Matius 22:37-40)


Ada 3 alasan seseorang mau mengerjakan suatu pekerjaan ;
1. Kewajiban / keharusan = budak
2. Keuntungan / imbalan = karyawan / pegawai
3. Kasih = pelayan Tuhan

Pelayan terlalu suci untuk dimotivasi dengan keuntungan duniawi dan terlalu sukar jika dimotivasi dengan kewajiban, hanya kasih kepada Allah dan manusia yang dapat membuat kita bertahan dalam pelayanan. Hanya kasih yang dapat membuat seorang hamba Tuhan bisa mengutamakan orang lain dan membuat tidak memanfaatkan orang lain untuk tujuan-tujuannya sendiri. Kasih juga dapat mencegah seorang hamba Tuhan menjadi diktaktor. Kewajiban atau tugas dapat dipenuhi dengan sukacita jika ada kasih dalam diri pelaksana. Kasih itu bukan sekedar suatu perasaan yang dangkal atau sekedar ucapan saja. tapi merupakan hasil pemahaman yang dalam. Pelayanan Paulus dipenuhi dengan kasih Kristus "Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati." (2 Korintus 5:14) dan dorongan kasih inilah yang membuatnya bertahan dalam pelayanan ketika segala sesuatunya sukar. Tanpa kasih, akan ada banyak halangan dalam pelayanan. Kita mungkin tidak tahu tentang teori komunikasi yang baik, kita dapat membangun jembatan dan meruntuhkan tembok pemisah, sehingga berita kita dapat disampaikan dengan jelas.

Selasa, 18 November 2014

DASAR PELAYANAN

Dasar Pelayanan : KARAKTER / SIKAP HATI

Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel : "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
(1 Samuel 16:7)


Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
(Roma 12:1)

Dalam pelayanan, kita tidak pernah dapat memberikan kepada orang lain apa yang tidak ada pada kita. Kita tidak boleh mengabaikan karakter, kalau kita abaikan, berarti kita meninggalkan dasar pelayanan. Ini sebabnya Allah menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan pelayanan-Nya. Misalnya : Yusuf (13 tahun), Musa (80 tahun), Paulus (3 tahun). Tanpa karakter, pelayanan hanyalah sebagai aktivitas keagamaan belaka, atau lebih buruk lagi, sebagai bisnis rohani. Yesus menyebut orang Farisi sebagai kemunafikan. Dia tahu bahwa orang Farisi lebih memperhatikan reputasi atau kehormatan mereka daripada karakter mereka, dan bahwa pujian manusia lebih menarik perhatian mereka daripada perkenanan Allah. Tidak akan ada seorangpun yang dapat melayani Tuhan sekaligus bersandiwara atau berakting. Harus ingat peristiwa yang dialami oleh Ananias dan Safira.

Senin, 17 November 2014

ASAL PELAYANAN

Asal Pelayanan : ALLAH

Suatu pelayanan yang murni harus berasal dari Allah, bukan dari manusia.

"Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan perdamaian itu kepada kami."
(2 Korintus 5:18)


"Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku--"
(1 Timotius 1:12)

Allah menyerahkan pelayanan hanya kepada orang-orang yang telah menjadi milik-Nya, dalam arti sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Kalau ada orang yang belum menjadi milik-Nya yang terlibat dalam pelayanan, maka pelayanannya tidak akan diterima Allah.

"Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin."
(Yesaya 64:6)

Jadi, suatu pelayanan terjadi atas inisiatif Allah. Oleh karena itu, seorang pelayan pertama-tama harus bertanggung jawab penuh kepada Allah. Dengan kata lain, pelayanan bukan untuk menyenangkan manusia tetapi untuk menyenangkan Allah.

"Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah, yang menguji hati kita."
(1 Tesalonika 2:4)


"Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus."
(Galatia 1:10)

Jumat, 14 November 2014

SIKAP PELAYAN TUHAN

Ayat Bacaan : Roma 12:9-21

Setiap orang yang percaya kepada Yesus dipanggil untuk melayani pekerjaan Tuhan. Pekerjaan yang dipercayakan kepada setiap kita beragam sesuai dengan panggilan kita masing-masing. Orang-orang yang dilayani juga berbeda sifat dan karakter. Oleh karena itu dibutuhkan sikap yang sesuai dengan Alkitab untuk menunjang pelayanan agar pelayanannya dapat berhasil dan berdampak.

Sikap yang harus dimiliki oleh setiap pelayan Tuhan :
  1. Memiliki sikap mengasihi. (ayat 9) : Mengasihi adalah syarat utama dalam melayani pekerjaan Tuhan. Setiap orang bisa melayani, namun pelayanan yang tidak dibarengi dengan sikap mengasihi tidak mungkin memuliakan Tuhan dan berdampak untuk orang lain yang kita layani.
  2. Memiliki semangat. (ayat 11) : Melayani Tuhan bukan berarti bebas dari permasalahan. Namun semakin melayani dengan baik, maka semakin banyak rintangan yang datang menghadang kita; dari dalam (keluarga) maupun dari luar (jemaat atau rekan pelayanan kita) yang sering kali dapat melemahkan. Oleh karena sadar ada rintangan dan halangan maka sikap yang harus diambil adalah tetap bersemangat. Semangat merupakan bahan penggerak untuk kita selalu maju dalam pelayanan.
  3. Memiliki ketabahan dan kesesakan. (ayat 12) : Ada kalanya Tuhan ijinkan ketika kita melayani dengan setia, namun dalam hidup kekurangan, mengalami sakit penyakit, tidak dihargai pelayanan yang kita lakukan baik oleh orang lain ataupun jemaat sendiri. Dibutuhkan ketabahan dalam mengatasi masa-masa sukar. Ketabahan adalah kunci untuk dapat melangkah maju meskipun terasa sukar dan berat.
  4. Memiliki kemurahan hati. (ayat 13) : Kemurahan hati sama dengan memiliki hati yang berbelas kasihan kepada orang lain. Membuka tangan bagi yang membutuhkan dan tidak menutup mata kepada kesusahan orang lain yang dialaminya.
  5. Memberkati dikala disakiti. (ayat 14) : Kecenderungan kita sebagai manusia adalah membalas setiap perlakuan yang tidak menyenangkan. Namun ketika kita memilih sebagai pelayan Tuhan maka kita harus melepaskan hak kita untuk membalas. Hal ini dikarenakan pembalasan itu adalah haknya Tuhan.
Sikap mengasihi, semangat, ketabahan, kemurahan hati, memberkati merupakan kunci penting dalam memenangkan banyak jiwa.
Gold Cross