selamat datang di blog GPdI Klaten | Ibadah Paskah - Jumat, 29-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Kebangkitan - Minggu, 31-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Raya 1 - Minggu jam 07:00 | Ibadah Raya 2 - Minggu jam 18:00 | Ibadah Sekolah Minggu jam 7:30 | Ibadah Penyembahan & Doa Puasa - Kamis jam 18:00

Sabtu, 22 November 2014

TUJUAN PELAYANAN

Tujuan Pelayanan : KEMULIAAN ALLAH


...supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.
(Efesus 1:12)

Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya ituuntuk kemuliaan Allah.
(1 Korintus 10:31)

Segala sesuatu yang Allah lakukan, pada akhirnya adalah untuk kemuliaan Allah. Tujuan karya Allah adalah pujian kemuliaan-Nya (Efesus 1:6, 12, 14). Pelayanan Tuhan harus memiliki perspektif yang kekal itu. Kalau tidak, ia akan terjebak oleh tujuan sementara, yang hanya akan membawa kepada pelayanan tubuh yang sibuk dan palsu, yang berlindung di balik jadwal dan statistik pelayanan. Tuaian bukanlah pada akhir pertemuan, melainkan pada akhir jaman. Karena itu berbahaya, jika terlalu kaku dan fanatik dalam mengevaluasi pelayanan saat ini. Satu-satunya tujuan yang dapat bertahan pada saat akhir jaman atau penghakiman adalah saya melayani dengan tujuan untuk kemuliaan Allah.


Bila kita memiliki tujuan pelayanan seperti ini, pujian atau sanjungan tidak akan membuat kita tinggi hati atau sombong dan kritikan tidak akan melemahkan kita atau membuat kita undur diri dari pelayanan. Keadaan sukar yang tidak kita pahami dapat kita terima, selama kita selalu memuliakan Allah.

Jumat, 21 November 2014

UKURAN PELAYANAN

Ukuran Pelayanan : SALIB
Ayat Bacaan : 1 Petrus 2:18-25, Ibrani 12:1-4

Pelayanan tanpa pengorbanan sama sekali bukan pelayanan yang sebenarnya / pelayanan yang sia-sia. Dalam Markus 10:45, Yesus mempararelkan dua hal : untuk melayani dan untuk memberi. Hubungannya sangat jelas, yaitu dalam pelayanan ada harga yang harus dibayar. Pelayanan tanpa pengorbanan tidak akan mendapatkan hasil apa-apa. Salib itu tidak ada kaitannya dengan penderitaan, pengorbanan dan kematian. Salib itu tidak akan membunuh orang berdosa, tetapi hanya mengalihkan hidupnya kepada hidup yang lebih bergengsi, lebih kaya dan menonjolkan harga dirinya.

Tujuan mereka melayani adalah untuk melihat apa yang dapat mereka peroleh, bukan apa yang dapat mereka berikan. Biasanya orang-orang ini cepat mengeluh dan cepat puas atas apa yang telah mereka berikan (2 Korintus 11:23-32)

Kamis, 20 November 2014

SIFAT PELAYANAN

Sifat Pelayanan : MELAYANI
Ayat Bacaan : Matius 20:20-28


...sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang.
(Matius 20:28)


Dalam gereja mula-mula, hamba Tuhan adalah seorang pelayan, bukan sekedar petugas. Orang Romawi dan Yunani menganggap bahwa pelayan adalah seorang yang tidak punya arti dan tidak penting. yang melakukan segala sesuatu bagi orang lain yang lebih penting. Yesus dan para rasul tahu akan hal ini tetapi mereka tetap melihat diri mereka sebagai pelayan, karena hal tesebut adalah benar.

Jangan menjadi pelayan Tuhan, jika :
  1. Kita tidak mau bekerja dan melayani sesama.
  2. Kita hanya ingin menikmati perhatian, pujian, sanjungan dari orang lain dan ingin terkenal
Yesus mengosongkan diri-Nya dan menjadi seorang hamba bagi manusia yang hina dan berdosa, Dia datang untuk melayani. Apakah kita lebih besar dari Dia?

Rabu, 19 November 2014

MOTIVASI PELAYANAN

Motivasi Pelayanan : KASIH


Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
(Matius 22:37-40)


Ada 3 alasan seseorang mau mengerjakan suatu pekerjaan ;
1. Kewajiban / keharusan = budak
2. Keuntungan / imbalan = karyawan / pegawai
3. Kasih = pelayan Tuhan

Pelayan terlalu suci untuk dimotivasi dengan keuntungan duniawi dan terlalu sukar jika dimotivasi dengan kewajiban, hanya kasih kepada Allah dan manusia yang dapat membuat kita bertahan dalam pelayanan. Hanya kasih yang dapat membuat seorang hamba Tuhan bisa mengutamakan orang lain dan membuat tidak memanfaatkan orang lain untuk tujuan-tujuannya sendiri. Kasih juga dapat mencegah seorang hamba Tuhan menjadi diktaktor. Kewajiban atau tugas dapat dipenuhi dengan sukacita jika ada kasih dalam diri pelaksana. Kasih itu bukan sekedar suatu perasaan yang dangkal atau sekedar ucapan saja. tapi merupakan hasil pemahaman yang dalam. Pelayanan Paulus dipenuhi dengan kasih Kristus "Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati." (2 Korintus 5:14) dan dorongan kasih inilah yang membuatnya bertahan dalam pelayanan ketika segala sesuatunya sukar. Tanpa kasih, akan ada banyak halangan dalam pelayanan. Kita mungkin tidak tahu tentang teori komunikasi yang baik, kita dapat membangun jembatan dan meruntuhkan tembok pemisah, sehingga berita kita dapat disampaikan dengan jelas.

Selasa, 18 November 2014

DASAR PELAYANAN

Dasar Pelayanan : KARAKTER / SIKAP HATI

Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel : "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
(1 Samuel 16:7)


Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
(Roma 12:1)

Dalam pelayanan, kita tidak pernah dapat memberikan kepada orang lain apa yang tidak ada pada kita. Kita tidak boleh mengabaikan karakter, kalau kita abaikan, berarti kita meninggalkan dasar pelayanan. Ini sebabnya Allah menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan pelayanan-Nya. Misalnya : Yusuf (13 tahun), Musa (80 tahun), Paulus (3 tahun). Tanpa karakter, pelayanan hanyalah sebagai aktivitas keagamaan belaka, atau lebih buruk lagi, sebagai bisnis rohani. Yesus menyebut orang Farisi sebagai kemunafikan. Dia tahu bahwa orang Farisi lebih memperhatikan reputasi atau kehormatan mereka daripada karakter mereka, dan bahwa pujian manusia lebih menarik perhatian mereka daripada perkenanan Allah. Tidak akan ada seorangpun yang dapat melayani Tuhan sekaligus bersandiwara atau berakting. Harus ingat peristiwa yang dialami oleh Ananias dan Safira.

Gold Cross