selamat datang di blog GPdI Klaten | Ibadah Paskah - Jumat, 29-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Kebangkitan - Minggu, 31-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Raya 1 - Minggu jam 07:00 | Ibadah Raya 2 - Minggu jam 18:00 | Ibadah Sekolah Minggu jam 7:30 | Ibadah Penyembahan & Doa Puasa - Kamis jam 18:00

Selasa, 11 November 2014

HAL KEKUATIRAN

Ayat Bacaan : Matius 6:25-34

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6)

Belajar untuk menjadi pelaku firman TUHAN itu ternyata sulit, bukan suatu hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Kita sudah sering mendengarkan firman TUHAN, "jangan kuatir" tapi apa yang terjadi dalam kenyataan hidup kita? Betapa seringnya kita merasakan kuatir. Bukan hanya jemaat saja yang merasakan kuatir, bahkan hamba TUHAN pun pasti pernah merasakan kuatir juga.

"Kuatir itu manusiawi, semua pasti sudah pernah merasakannya", jawaban ini sering digunakan manusia sebagai tameng atau jawaban ketika mereka sedang merasakan kuatir. Memang kita manusia lemah dan berdosa, tapi jangan pergunakan itu sebagai alasan. Ingat, TUHAN pernah mengatakan di Matius 6:25, "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan dan minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"

Jadi buat apa kita kuatir? Kekuatiran hanya membuang-buang tenaga dan pikiran kita saja. TUHAN tidak pernah berdusta atau mengingkari janji-Nya. Ketika kita berani melangkah untuk melakukan firman-Nya, maka kita pasti akan melihat pertolongan dan mujizat-Nya. Mulailah belajar untuk melangkah dengan iman karena ketika berani melangkah sekalipun menghadapi tantangan dan pencoaan, kita pasti akan tercengan dan heran dengan perbuatan-Nya.

Ketika kita belajar melangkah dengan iman, maka kekuatiran dijamin tidak akan ada lagi dalam hidup kita.

Kamis, 06 November 2014

BERPUASA UNTUK MENEMUKAN KEHENDAK TUHAN

Ayat Bacaan : Matius 6:16-18

"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Penjelasan Materi
Youthers, apakah kita tahu makna berpuasa? Mungkin sebagian kita akan menjawab bahwa puasa adalah saat dimana kita harus menahan lapar dan haus dalam jangka waktu tertentu. Ya memang benar, akan tetapi tahukah kita makna berpuasa dalam Kekeristenan? Puasa dalam Kekeristenan bukan hanya sekedar tidak makan dan minum, tetapi adalah saat dimana kita menahan segala keinginan kita untuk tujuan rohani. Maksudnya di sini, ada hal-hal yang harus kita perangi dan lawan dengan cara berpuasa.

Mungkin kita pernah berada dalam posisi dimana kita memiliki masalah yang tak kunjung selesai. Kita mencoba mengerahkan segala kekuatan kita tapi masalah terus menghampiri hidup kita. Disinilah selain doa, pujian dan keberserahan kita pada Tuhan, kita perlu berpuasa. Tujuannya adalah memperkuat permohonan kita secara khusus kepada Tuhan. Berpuasa haruslah disertai dengan hati yang murni, bukan terpaksa. Berpuasa hanya sekedar ikut-ikutan tanpa tujuan rohani, tentu saja tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Selasa, 04 November 2014

KUASA DALAM PUJIAN DAN PENYEMBAHAN


"Pujilah TUHAN hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!" (Mazmur 117:1-2)

Pada waktu Yesus berkata-kata kepada wanita Samaria tentang air hidup, dimana setiap orang yang minum air ini tidak akan pernah merasa haus lagi. Yesus memberitahukan bahwa saatnya akan tiba, TUHAN akan menemukan penyembah-penyembah yang benar, sehingga orang tidak perlu lagi pergi ke gunung-gunung atau pohon besar. Firman TUHAN menegaskan bahwa dalam pujian penyembahan Tuhan bertahta.

Mengapa kita harus memuji dan menyambah :
  1. Karena Allah saja yang layak untuk menerima pujian dan penyembahan kita. (Wahyu 4:8-11, 5:12)
  2. Karena manusia diciptakan unutk memuji, menyembah dan memuliakan Allah. (Yesaya 43:7)
  3. Karena kita dipilih untuk memberitakan perbuatan-Nya yang besar. (1 Petrus 2:9)
  4. Ssebagai ucapan syukur kita atas kebaikan Allah, pengampunan dosa dan kesembuhan dari Allah. (Mazmur 103)

Senin, 03 November 2014

PENONTON ATAU PENYEMBAH

Ayat Bacaan : Mazmur 57:1-12
"Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!" (Mazmur 57:8-9)

Ah saya tidak bisa menyembah nih. Musiknya atau leader singernya tidak pas di hati! keluhan seorang jemaat di akhir ibadah. Sepintas sih keluhan ini terdengar wajar. Namun, keluhan ini berasal dari mentalitas penonton yang kerap kali menjangkiti banyak orang percaya. Bagi seorang penonton, ia akan bernyanyi jika musik berhasil menggugah dirinya atau penonton memberikan respon apabila yang bernyanyi adalah seorang yang disukai atau diidolakan. Dengan kata lain, penyembahannya tergantung dari musik atau siapa yang memimpin pujan. Jika musiknya atau pemimpin pujiannya tak sesuai selera, ia mogok menyembah Tuhan. Ia melemparkan kesalahan pada musik atau pemimpin pujiannya. Sikap apakah yang diinginkan Tuhan ketika kita menyembah-Nya?

Sabtu, 01 November 2014

PELAYANAN YANG BERKENAN

Ayat Bacaan : Kolose 1:24-29

Dalam perjanjian baru, (misalnya Sinoptik atau ayat-ayat yang saling melengkapi dan surat-surat Paulus) memberikan beberapa makna penting berkaitan dengan pelayanan. Pelayanan yang dimaksudkan merupakan konsep Teologi Perjanjian Baru yang merupakan kelanjutan dari Perjanjian Lama. Makna-makna tersebut dapat diarahkan kepada tiga hal, yaitu :
1.  Melayani karena Tuhan memberikan teladan. (Markus 10:43-45)
2.  Melayani identik dengan pemberitaan Firman tanpa upah. (1 Korintus 9:18)
3.  Melayani adalah ungkapan syukur. (Kolose 3:17, 23)
Gold Cross