selamat datang di blog GPdI Klaten | Ibadah Paskah - Jumat, 29-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Kebangkitan - Minggu, 31-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Raya 1 - Minggu jam 07:00 | Ibadah Raya 2 - Minggu jam 18:00 | Ibadah Sekolah Minggu jam 7:30 | Ibadah Penyembahan & Doa Puasa - Kamis jam 18:00

Selasa, 25 November 2014

SENJATA PELAYANAN

Senjata Pelayanan : FIRMAN TUHAN, DOA, ROH KUDUS

Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.
(Efesus 6:11)
Firman Tuhan dan doa adalah merupakan media Allah yang paling penting dan saling berkaitan. Efesus 6 : 10-20 sangat jelas mengingatkan hal ini. Jika kita selalu mempelajari atau memahami Alkitab namun kita tidak pernah berdoa, kita akan memiliki sejumlah besar terang tanpa panas. Jika kita setiap hari berdoa tetapi tidak pernah belajar atau memahami Alkitab, kita dapat menjadi fanatik dan bersemangat tapi tidak memiliki pengertian. "Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya." (Roma 13:2).

Senin, 24 November 2014

UJIAN ATAU GODAAN PELAYANAN

Hampir semua orang tidak suka dengan ujian atau tantangan, tetapi hal ini harus dihadapi sebagai tahap untuk memasuki ke tingkat yang lebih tinggi. Dalam imanpun berlaku hal demikian juga. Melalu ujian atau tantangan akan semakin jelas mutu iman kita dan semakin jelas mengapa kita mengikut dan melayani Tuhan. Beberapa ujian atau tantangan yang sering dihadapi dalam kita pelayanan, namun sekaligus sebagai bahaya yang harus diwaspadai setiap pelayan Tuhan, sebagai berikut :

a. Kompromi
Sering kita dihadapkan dengan dilema, sehingga kecenderungan orang lebih memilih yang aman-aman saja, lalu menurunkan standar Tuhan hanya sekedar untuk bisa menyenangkan orang tertentu atau untuk mencapai tujuan pribadi maupun tujuan yang semu. Ingat, kita harus menjunjung tinggi standar Tuhan, jangan tergoda untuk kita mengambil sikap kompromi.

b. Ambisi
Banyak orang memulai pelayanan dari hal yang kecil dan sederhana dengan begitu tulus, sukarela, murni dan bersemangat. Tetapi dikala kita dipercaya Tuhan untuk melakukan tugas pelayanan yang lebih besar dan serius, kita mulai kehilangan kasih dan kemurnian kita mulai menjadi luntur. Pelayanan kita dijadikan sebagai sirkuit untuk saling berlomba mencapai puncak prestasi, nama yang harum, jabatan yang tinggi, dihargai, disanjung dan dihormati. Untuk mencapai ambisi tersebut tidak jarang kita mengorbankan atau menjatuhkan orang lain, sehingga pelayanan bukan lagi sebuah pelayanan seorang hamba, melainkan pelayanan yang berstandar prestasi duniawi. Banyak sekali pelayan Tuhan yang sudah jatuh dalam hal ini.

c. Keadaan Yang Mustahil
Dalam pengalaman pelayanan, seringkali terjadi kondisi yang sulit, tidak ada jalan keluar yang mustahil untuk dihadapi. Seperti Israel pada waktu keluar dari tanah Mesir dikejar-kejar tentara Firaun. Dihadapkan pada dilema : Maju terhalang laut, mundur berhadapan dengan tentara Mesir yang kuat. Maju dan mundur sama-sama akan menghadapi resiko mati. Bangsa Israel putus asa, namun Tuhan memberikan mujizat-Nya melalui Musa yang penuh iman. Sebagai pelayan Tuhan kita harus atau wajib memiliki iman seperti Musa, bukan dengan kegagahan kuda dan tentara yang kuat, melainkan dengan hikmat dan keperkasaan Tuhan kita harus terus maju.

d. Iri Hati
Keadaan seperti ini sering kali tanpa disadari muncul begitu saja dalam hati kita sebagai seorang pelayan Tuhan. Khususnya kalau melihat keberhasilan orang atau organisasi lain, sedang diri kita sendiri tidak mendapat yang diharapkannya atau kita sering iri kalau melihat orang lain mempunyai talenta dalam pelayanan yang macam-macam, bisa ini bisa itu. Sebagai contoh, oleh karena iri hati kepada Daud,maka Saul menjadi semakin jauh dari Tuhan dan oleh karena iri hati saudara-saudaranya, Yusuf menderita. Iri hati merupakan dosa yang bukan saja berdampak bagi kita pribadi, tapi bagi orang lain. Waspadalah terhadap dosa ini.

e. Kesombongan
seorang pelayan Tuhan yang sudah berada di atas, kalau tidak berhati-hati akan mulai terkikis rasa kasih dan melihat semua rekan sebagai musuh yang harus disingkirkan. Dia mulai sombong dengan posisi jabatan dan penghasilannya, mulai tidak memandang muka kepada orang yang miskin dan papa, merasa kesal dan terganggu kalau ada orang dari kalangan bawah membutuhkan pelayanannya. Kalaupun dikerjakan, bukan dengan sungguh-sungguh melainkan dengan setengah hati. Semua pelayanan dinilai dari ukuran pengaruh, materi dan relasi. Ingatlah cantoh ini, penghulu malaikat jatuh menjadi iblis karena kesombongan, Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena kesombongan.

f. Sikap-sikap lain yang harus diwaspadai, seperti :
  • Mementingkan diri sendiri.
  • Popularitas / ingin terkenal.
  • Merasa selalu benar dan tidak pernah bersalah.
  • Merasa sangat diperlukan.
  • Merasa hebat
  • Merasa bisa, dll

Minggu, 23 November 2014

RESIKO PELAYANAN

Seorang pelayan harus menyiapkan diri untuk membayar harga untuk pelayanan. Pelayanan yang sejati senantiasa memiliki resiko dan ini harus berani ditanggung oleh seluruh orang yang terlibat dalam pelayanan. Semakin tinggi kedudukan pelayan, semakin tinggi resiko yang dihadapinya dan semakin tinggi pula harga yang harus dibayarnya.

Resiko dalam pelayanan yang sering kita hadapi, antara lain :

  1. Pengorbanan : Setiap pelayan Tuhan harus siap berkorban untuk apa saja yang Tuhan inginkan sebagai harga yang harus kita bayar. Barangkali Tuhan menuntut kita untuk berkorban waktu, uang, perasaan, tenaga dan lain-lain.
  2. Kesepian : Sebagai kelompok minoritas di dunia yang penuh dosa atau fana ini, kita dituntut Tuhan untuk selalu menyatakan jati diri kita sebagai orang kristiani yang selalu takut akan Tuhan. Adakalanya sikap kita dan cara hidup kita malah dianggap aneh dan dianggap sok suci oleh orang lain, sehingga orang lain menghindari atau pergi dari kita. Saat itulah baru kita akan merasa sepi dan berat dalam menjalankan tugas pelayanan kita. Situasi seperti ini pun harus sudah diperhitungkan kalau mau menjadi pelayan Tuhan yang baik dan yang berkenan di hadapan-Nya. Contoh yang baik adalah Ayub, dia kesepian dan sendiri saat semua milik dan sekitarnya habis, hanya Tuhan saja yang memberikan penghiburan kepada Ayub.
  3. Kelelahan : Banyak pelayan Tuhan yang cepat bosan, lelah, jenuh dan frustasi, karena mereka melayani dengan cara kedagingan dan bukan dengan cara Kristus. Semua itu bisa timbul karena pikiran kita selalu berkata : Saya melayani gereja atau organisasi dan bukan Tuhan Yesus sendiri. Jelas pelayanan yang seperti ini akan membuat kita mudah lelah, letih, lesu dan bosan. Kompensasinya adalah menjadi lebih cepat emosi atau marah. Ada hal lain lagi, ada pelayanan yang sok sibuk mengurus ini dan itu, sehingga tidak bisa mengatur waktu dengan baik, konsentrasi terpecah dan banyak pelayanan yang terabaikan. Ini karena single fighter dan belum bisa mendelegasikan tugas.
  4. Kritikan : Ingat, yang kita layani bukan barang, bukan benda mati, bukan sesuatu, melainkan jemaat atau seseorang, tetapi satu pribadi yang utuh dan disayangi Tuhan. Seringkali ada kesalahpahaman menilai maksud dan pikiran kita, sehingga mereka protes, mengkritik dan senantiasa menyoroti sisi negatif pekerjaan kita. Bahkan semakin tinggi posisi kita, maka semakin tinggi pula resiko akan kritikan yang datang, tetapi inilah harga penyerahan diri kita kepada Allah, seperti Kristus yang dalam melayani manusia disalah-mengerti oleh banyak orang, bahkan difitnah.
  5. Penolakan : Tidak semua orang, jemaat bahkan pelayan yang lain suka dengan pelayanan kita, mereka bisa menolak kehadiran kita oleh sebab-sebab tertentu. Dalam hal ini kita harus berhati-hati; kalau kita bersalah, segera diperbaiki, tapi kalau kita ditolak karena Injil, bersyukurlah...! (1 Petrus 2:18-21)

Sabtu, 22 November 2014

TUJUAN PELAYANAN

Tujuan Pelayanan : KEMULIAAN ALLAH


...supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.
(Efesus 1:12)

Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya ituuntuk kemuliaan Allah.
(1 Korintus 10:31)

Segala sesuatu yang Allah lakukan, pada akhirnya adalah untuk kemuliaan Allah. Tujuan karya Allah adalah pujian kemuliaan-Nya (Efesus 1:6, 12, 14). Pelayanan Tuhan harus memiliki perspektif yang kekal itu. Kalau tidak, ia akan terjebak oleh tujuan sementara, yang hanya akan membawa kepada pelayanan tubuh yang sibuk dan palsu, yang berlindung di balik jadwal dan statistik pelayanan. Tuaian bukanlah pada akhir pertemuan, melainkan pada akhir jaman. Karena itu berbahaya, jika terlalu kaku dan fanatik dalam mengevaluasi pelayanan saat ini. Satu-satunya tujuan yang dapat bertahan pada saat akhir jaman atau penghakiman adalah saya melayani dengan tujuan untuk kemuliaan Allah.


Bila kita memiliki tujuan pelayanan seperti ini, pujian atau sanjungan tidak akan membuat kita tinggi hati atau sombong dan kritikan tidak akan melemahkan kita atau membuat kita undur diri dari pelayanan. Keadaan sukar yang tidak kita pahami dapat kita terima, selama kita selalu memuliakan Allah.

Jumat, 21 November 2014

UKURAN PELAYANAN

Ukuran Pelayanan : SALIB
Ayat Bacaan : 1 Petrus 2:18-25, Ibrani 12:1-4

Pelayanan tanpa pengorbanan sama sekali bukan pelayanan yang sebenarnya / pelayanan yang sia-sia. Dalam Markus 10:45, Yesus mempararelkan dua hal : untuk melayani dan untuk memberi. Hubungannya sangat jelas, yaitu dalam pelayanan ada harga yang harus dibayar. Pelayanan tanpa pengorbanan tidak akan mendapatkan hasil apa-apa. Salib itu tidak ada kaitannya dengan penderitaan, pengorbanan dan kematian. Salib itu tidak akan membunuh orang berdosa, tetapi hanya mengalihkan hidupnya kepada hidup yang lebih bergengsi, lebih kaya dan menonjolkan harga dirinya.

Tujuan mereka melayani adalah untuk melihat apa yang dapat mereka peroleh, bukan apa yang dapat mereka berikan. Biasanya orang-orang ini cepat mengeluh dan cepat puas atas apa yang telah mereka berikan (2 Korintus 11:23-32)
Gold Cross