selamat datang di blog GPdI Klaten | Ibadah Paskah - Jumat, 29-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Kebangkitan - Minggu, 31-3-2024 jam 07:00 (1 sesi) | Ibadah Raya 1 - Minggu jam 07:00 | Ibadah Raya 2 - Minggu jam 18:00 | Ibadah Sekolah Minggu jam 7:30 | Ibadah Penyembahan & Doa Puasa - Kamis jam 18:00

Kamis, 11 Desember 2014

BERKELUH KESAH

Ayat Bacaan : Ayub 7:1-21


Oleh sebab itu aku pun tidak akan menahan mulutku,  aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, mengeluh dalam kepedihan hatiku.
(Ayub 7:11)


Setiap kali Pendeta selesai berkhotbah, ada yang selalu menambahkan hal yang dianggapnya kurang atau tidak tepat. Mula-mula dia bisa menerima. Namun, setelah 2 tahun dikritik terus, ia pun marah. “Apa maksudmu selalu mengkritik khotbahku?” tanya si Pendeta. Dia kaget. Ia berkata, “Maaf, Pak Pendeta, saya tak bermaksud apa-apa. Saya orang Yahudi. Kami biasa memperdebatkan Alkitab. Setiap kali saya berharap Bapak menyanggah kritikan saya, supaya terjadi dialog yang menarik. Dari situ kita bisa makin akrab!”

Sejak dulu, orang Yahudi biasa berdialog terbuka kepada Tuhan maupun sesama. Saat berdoa, mereka berani membahas segala topik, termasuk yang tidak menyenangkan: kekecewaan, keluh-kesah bahkan kemarahan. Ini tampak dari syair-syair Mazmur, Ratapan, juga dari doa Ayub. Ia mengeluh karena hari-hari hidupnya terasa hampa dan sia-sia (ayat 1-7). Ia ingin segera mati (ayat 8-10). Ia menuduh Tuhan memberinya mimpi buruk waktu tidur (ayat 12-15). Ia kecewa Tuhan membuatnya menderita, padahal ia hidup baik-baik (ayat 20-21). Tidak semua perkataan Ayub benar. Belakangan Tuhan menegur kata-katanya yang “tidak berpengetahuan” (Ayub 38:2). Namun, keluh kesahnya didengar! Dengan jujur mencurahkan isi hati, Ayub dapat menghadapi kekecewaan dengan cara sehat. Ia tidak membenci Tuhan atau melukai diri sendiri.

Apakah anda kecewa terhadap Tuhan, gereja, atau sesama? Daripada bersungut-sungut di depan orang, lebih baik curahkan isi hati anda kepada-Nya. Bapa di surga tahu kegundahan hati anda. Dia akan menghibur sekaligus menegur cara pandang anda yang keliru. Damai pun akan kembali hadir di hati.

Selasa, 09 Desember 2014

BERAWAL DARI DOA

Ayat Bacaan : Matius 14:23, Lukas 6:12

Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
(Matius 14:23)

Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.(Lukas 6:12)


Alkitab banyak sekali mencatat peristiwa-peristiwa ajaib yang berawal dari doa. Kesembuhan secara mujizat terjadi ketika Abraham berdoa bagi Abimelekh. "Lalu Abraham berdoa kepada Allah, dan Allah menyembuhkan Abimelekh dan isterinya dan budak-budaknya perempuan, sehingga mereka melahirkan anak." (Kejadian 20:17). Tulah datang dan berhenti ketika Musa menaikkan doa kepada Allah. "Sesudah itu keluarlah Musa meninggalkan Firaun, lalu berdoa kepada TUHAN." (Keluaran 8:30). Seorang anak dilahirkan dari rahim perempuan yang mandul, saat dia berdoa dan ketika dewasa anaknya menjadi seorang nabi besar Israel. "...dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu." (1 Samuel 1:10). Daniel dan kawan-kawannya bisa tetap berdiri dalam dapur api saat mereka tetap berdoa. Juga di masa modern inipun, sejarah mencatat berbagai kebangunan rohani besar-besaran terjadi diawali dari doa. Doa adalah sebuah awal terjadinya sesuatu yang besar.

Sayangnya, generasi sekarang ini justru cenderung menyepelekan arti penting dan kuasa doa. Kita enggak menyadari betapa dahsyatnya kuasa doa sehingga kita menyia-nyiakan kesempatan untuk berdoa. Maka enggak heran di gereja-gereja, para pendoa syafaat biasanya adalah orang-orang tua dan ibu-ibu rumah tangga yang udah lanjut usia. Anak muda enggak tertarik dengan doa, karena kesannya seperti kegiatan yang membosankan dan kurang tantangan. Kita juga malas berdoa berlama-lama secara pribadi karena kita ngerasa diri sebagai anak muda yang energik dan produktif. Kita mengira berdoa adalah sebuah kegiatan yang kurang produktif.

Betapa kelirunya pendapat kita selama ini. Doa adalah awal sebuah mujizat. Doa adalah kegiatan yang sangat produktif karena melalui doa kita mengijinkan Roh Allah yang maha kuasa bekerja secara luar biasa dalam hidup kita. Lihatlah betapa banyaknya kesempatan yang telah terbuang selama ini karena kita malas berdoa. Bayangkan betapa banyaknya mujizat yang sebenarnya bisa terjadi, seandainya kita melibatkan Allah dalam kegiatan kita sehari-hari. Tuhan Yesus sudah memberikan teladan kepada kita akan arti penting doa. Tuhan Yesus aja berdoa setiap hari secara rutin. Sesibuk apapun diri-Nya, Ia tetap memprioritaskan doa setiap hari. Itu sebabnya setiap hari merupakan hari penuh mujizat bagi Yesus. Akankah kita juga rindu merasakan hal seperti itu setiap hari? Awali harimu dengan doa supaya hari-harimu penuh dengan mujizat. Berdoalah!

Sabtu, 06 Desember 2014

YESUS ADALAH IMANUEL

Ayat Bacaan : Matius 1:18-25

Besok 25 Desember, kita bersama dengan semua saudara kita seiman memperingati peristiwa Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Istilah "memperingati" berbeda dengan "mengingat". Mengingat berarti kita melayangkan kenangan kita ke sesuatu yang terjadi di masa lalu. Sedangkan memperingati berarti kita menghadirkan peristiwa masa lalu pada masa kini. Demikian halnya dengan memperingati Kelahiran Yesus Kristus. Merayakan NATAL bukan sekedar mengenang suatu peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu, melainkan kita menghadirkan arti NATAL bagi kehidupan kita di masa kini. Yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah : "apa arti kelahiran Yesus Kristus bagi kita?"

Yesus yang lahir adalah IMANUEL yang berarti ALLAH beserta Kita. Imanuel adalah sebuah nama yang mengandung makna yang dalam sekaligus menjelaskan makna kelahiran Yesus Kristus. Setidaknya ada 3 (tiga) makna yang terkandung dalam nama itu :

Rabu, 03 Desember 2014

BERSIAP UNTUK MENJELANG HARI NATAL

"Bertobatlah, sebab Kerajaab Sorga sudah dekat!"
(Matius 3:2)

Tidak terasa kita sudah kembali memasuki bulan terakhir di tahun 2014. Ini adalah bulan yang sangat bermakna bagi umat Kristiani karena di bulan inilah kita merayakan kelahiran Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat yang telah membebaskan kita dari belenggu kutuk dan dosa sehingga dilayakkan untuk masuk ke tahta Allah, bertemu dengan-Nya dan mendapatkan janji keselamatan. Bulan Desember biasanya dirayakan banyak orang dengan persiapan-persiapan pesta menjelang Natal. Sebentar lagi kita akan sibuk mempersiapkan kado, membeli dan membungkus, mendirikan pohon natal, bersiap-siap untuk berlibur bersama keluarga, atau melihat-lihat katalog diskon yang akan sangat ramai menjelang perayaan Natal.

Ada sesuatu yang lebih penting untuk kita persiapkan menjelang perayaan kelahiran Yesus. Yohanes Pembaptis adalah nabi yang ditugaskan untuk mempersiapkan jalan untuk kedatangan Tuhan turun ke bumi untuk melakukan pelayanan dan misi penyelamatan. Yohanes berseru:"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Matius 3:2). Dan Matius mencatat bahwa "Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."(ayat 3). Apa yang dikatakan Matius adalah mengingatkan kembali tentang nubuat nabi Yesaya sekian ratus tahun sebelumnya. "Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!" (Yesaya 40:4). Nubuat ini kemudian kembali diulang oleh Maleakhi."Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam." (Maleakhi 3:1).

Kamis, 27 November 2014

MELAYANI TUHAN ATAU MELAYANI PEKERJAAN TUHAN

Banyak dari orang Kristen atau bahkan pelayan Tuhan selama ini salah kaprah dalam melayani Tuhan. Banyak dari mereka mengira dengan melayani pekerjaan Tuhan, mereka sudah melayani Tuhan. Ada perbedaan mendasar antara melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan, mari kita simak ayat berikut ini :

Matius 7:21-23
21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan mujizat demi nama-Mu juga?
23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Mengapa orang-orang yang sudah melakukan pekerjaan Tuhan seperti bernubuat, mengusir setan dan mengadakan banyak mujizat dalam nama Tuhan akan tetapi dalam ayat selanjutnya Tuhan mengatakan "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Ini sama artinya dengan disaat kita membaca Firman Tuhan akan tetapi tidak bersekutu dengan Dia (dengan menyambah-Nya, berdoa kepada-Nya, mendengarkan-Nya, melakukan kehendak-Nya, taat dan berbicara kepada-Nya).

Pemahaman Lebih Dalam :

*  Sangat baik disaat kita membaca Firman Tuhan karena dapat membuat kita jadi semakin mengenal lebih dalam lagi kepada Dia, sebelum kita melayani pekerjaan Tuhan alangkah baiknya terlebih dahulu kita harus bisa mengenal Dia secara pribadi supaya Dia juga mengenal kita, bagaiman dengan karakter kita, bagaiman dengan kehidupan kita, juga dengan setiap persoalan-persoalan yang kita hadapi.

*  Sebelum kita lebih dalam melayani pekerjaan Tuhan (among tamu di ibadah gereja atau persekutuan, singer, WL, pemain musik, audio, multimedia, kolektan, tamborin, pelayan Perjamuan Kudus, kotbah di gereja atau persekutuan, melayani di rayon, pos PI ataupun melayani dibidang lainnya). Ada baiknya kita terlebih dahulu dapat melayani Tuhan secara pribadi (menyembah-Nya secara pribadi, berdoa sendiri, merenungkan Firman-Nya, bicara dengan Dia, mendengarkan-Nya serta taat terhadap perintah-Nya).

*  Banyak orang Kristen atau pelayan Tuhan yang berpikir jika sudah melayani di gereja ataupun di persekutuan, itu menandakan mereka sudah melayani Tuhan. Padahal, mereka hanya melayani pekerjaan Tuhan akan tetapi belum melayani Tuhan secara pribadi. Dan sering kita jumpai orang Kristen ataupun pelayan Tuhan yang melayani pekerjaan Tuhan sejujurnya bukan untuk Tuhan melainkan untuk dilihat oleh orang lain, untuk dapat diterima dalam satu komunitas (alasan kebersamaan), dan lain sebagainya.

Maka dari itu tidak heran seringkali kita jumpai anak-anak Tuhan yang sudah terlibat dalam pelayanan sekian lama tetapi sifatnya masih tidak berubah (masih melawan orang tua, atau dalam berbisnis tipu sana tipu sini, atau korupsi, atau masih terjebak dalam free seks, atau minuman keras, dan lain sebagainya) tetapi tidak menghasilkan buah, tidak dapat menjadi terang atau berkat di dalam keluarga, dalam lingkungannya, persekutuan, atau yang sangat menyedihkan malah menjadi batu sandungan bagi orang di sekitarnya.

Hal-hal seperti itulah yang melandaskan ayat-ayat di atas.

*  Disaat saudara mengenal Tuhan secara pribadi dan mulai untuk menundukkan diri saudara di hadapan-Nya serta taat pada perintah-Nya, itu yang menbuat Tuhan berkenan atas saudara.

*  Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam melayani Tuhan adalah motivasi kita. Motivasi pelayanan yang berkenan dihadapan Tuhan bukan semata-mata supaya diberkati, melainkan kita rela melayani oleh karena kasih. "Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil," (Filipi 1:16).

Mari buka hati saudara dan mulai hidup lebih intim lagi dengan Tuhan dan mempunyai hubungan pribadi yang kuat dengan Tuhan Yesus sehingga apapun yang Dia minta saudara lakukan, maka dengan senang hati saudara dapat melakukannya.

Tuhan Yesus memberkati...

Gold Cross